Tema: “Sakranna Anak Mudayya”

Ketentuan & Teknis Lomba Wikithon 5
Format Lomba: Video Reels Instagram dan melalui BASAsulsel Wiki
Salah satu sektor ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19 adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Kenyataannya, UMKM saat ini masih berada di garda terdepan dalam upaya menghidupkan kembali roda perekonomian. Setelah pemerintah memutuskan untuk melepas harga minyak goreng dalam kemasan melalui mekanisme pasar. Namun, dengan harga yang terus meningkat, jumlahnya masih sangat terbatas. Beberapa supermarket yang sudah mulai memajang minyak goreng masih membatasi pembelian. Minyak goreng kemasan di Makassar dulu dijual dengan harga Rp. 14.000-16.000 per liter sebelum menjadi langka. Saat ini harganya sudah naik sekitar Rp. 27.000 per liter, hinggah ada yang menjual hingga Rp. 40.000 per liter. Tentu dengan kelangkaan minyak goreng ini sangat berdampak bagi para pelaku UMKM, selain itu juga kepada seluruh masyarakat mengingat minyak goreng menjadi kebutuhan konsumtif primer.

Menurut Anda, langkah apa yang seharusnya diambil oleh pemerintah dalam menyelesaikan masalah ini bagi pelaku UMKM?

Ketentuan Lomba:

1. Lomba ini gratis, tanpa dipungut biaya apapun.

2. Peserta adalah individu ataupun kelompok (maksimal 3 orang).

3. Video diunggah pada akun Instagram yang tidak dikunci (bukan akun private) dan juga diunggah pada website BASAsulsel Wiki www.basasulselwiki.org.

4. Ketentuan video:

○ Video dapat dibuat dalam bentuk portrait ataupun landscape

○ Video harus menyantumkan logo BASAsulsel Wiki logo Wikithon di pojok kanan atas. Kedua logo tersebut dapat diunduh pada link bit.ly/LogoBASAsulsel (pada link tersedia contoh penempatan kedua logo)

○ Durasi video antara 1 sampai 3 menit

○ Narasi video menggunakan bahasa Makassar (boleh menggunakan bahasa Makassar sehari-hari, atau dikombinasikan dengan bahasa lainnya)

○ Takarir (caption) atau deskripsi ketika mengunggah video maksimal menggunakan 300 kata berbahasa Makassar.

5. Karya akan dinilai berdasarkan hal-hal berikut:

○ Kesesuaian video dan caption dengan tema

○ Kreativitas

○ Bahasa Makassar

6. Para peserta mengunggah karyanya (mengisi formulir rencana kegiatan, foto, dan video) ke rak Suara Kaum Milenial, Ruang Komunitas, di situs basasulselwiki.org.

7. Kompetisi akan berlangsung pada 25 Maret 2022 – 15 April 2022

8. Kompetisi dibagi atas beberapa kategori kelompok dan pemenang:

a. Kategori Pelajar, Mahasiswa, dan Umum (terbaik I, II, dan III)

b. Kategori Favorit (satu karya yang mendapat voting terbanyak dari publik)

c. Kategori Komentar Terbaik

d. Kategori Sekolah/Organisasi Terbaik (berdasarkan jumlah peserta terbanyak dari suatu sekolah/organisasi yang ikut serta di Wikithon)

9. Penjurian dilakukan oleh dewan juri yang berkompeten. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat.

10. Pemenang diumumkan melalui media sosial BASAsulsel Wiki pada tanggal 18 April 2022.

Hadiah:

a. Kategori Pelajar, Mahasiswa & Umum

– Juara 1: Rp 1.000.000

– Juara 2: Rp 750.000

– Juara 3: Rp 500.000

b. Kategori Sekolah/Organisasi Terbaik: Rp 1.000.000

Kategori ini ditentukan berdasarkan akumulasi nilai peserta terbanyak dari suatu sekolah/organisasi yang ikut serta di Wikithon. Penghitungan dilakukan dengan mengacu kepada format nama peserta pada kolom pemilik/sumber.

c. Kategori Juara Favorit: Rp 500.000

Juara favorit ditentukan berdasarkan jumlah bintang yang diperoleh peserta saat voting berlangsung. Voting dapat dilakukan setelah peserta selesai mengunggah tulisan. Peserta dapat membagikan tautan/link untuk mendapatkan voting sebanyak-banyaknya.

d. Kategori Komentar Terbaik: Rp. 250.000

Masyarakat dapat menambahkan komentar berbahasa Makassar pada kolom komentar di unggahan tulisan peserta lomba. Sepuluh komentar paling menarik dan inspiratif akan mendapatkan hadiah uang tunai masing-masing sebesar Rp 50,000.

Teknis/Cara Mengunggah Karya (Ikut Lomba):

1. Video diunggah ke akun Instagram yang tidak dikunci atau private lala tag @basasulsel dan situs resmi BASAsulsel Wiki (www.basasulselwiki.org)

2. Ketika mengunggah karya, disarankan menggunakan komputer atau laptop. Jika anda menggunakan gawai/handphone, disarankan menggunakan mode landscape.

3. Buka situs www.basasulselwiki.org

4. Anda dapat mengubah bahasa laman pada pojok kanan atas. Pada tutorial kali ini mari kita gunakan laman berbahasa Indonesia.

5. Jika belum memiliki akun BASAsulsel Wiki, klik sign-up, masukkan username, email. Password/kata sandi sementara akan dikirimkan melalui email. Silahkan login menggunakan akun tersebut dan ubah kata sandi sesuai keinginan. Jika sudah pernah membuat akun sebelumnya, silahkan masuk/log-in, kemudian lengkapi data diri anda dengan cara klik Perorangan-pilih Preferensi-isi data diri anda pada kolom Profile Fields-kemudian klik Simpan.

6. Lalu masuk laman Wikithon dengan cara klik sub-menu Wikithon seperti gambar berikut:

7. Untuk mengunggah karya/tulisan, klik unggah karya/upload.

8. Isi kolom-kolom yang tersedia pada laman pembuatan entri baru di Rak Pergi Ke Mana tersebut, antara lain:

a. Judul karya atau tulisanmu (dibuat seunik sekreatif mungkin. menggunakan bahasa Makassar)

b. Foto (akan menjadi sampul/thumbnail karya). Unggah foto apapun yang berkaitan dengan tulisanmu dengan klik “Pengunggahan berkas” pada kolom foto. Kemudian klik “Pilih berkas”, dan klik “Muatkan Berkas.

c. Pemilik/sumber foto. Jika foto milik sendiri, masukkan namamu pada kolom ini. Jika menggunakan foto lain, silahkan masukkan sumbernya.

d. Klik “add information” dan mengisi kolom dengan caption yang sama dengan yang ada di Instagram.

e. Pada kolom Instagram embed, salin link video/reels Instagram yang akan diikutsertakan dalam Wikithon.

f. Tidak wajib tetapi sangat diharapkan untuk melengkapi kolom yang tersedia untuk menyempurnakan karya yang diunggah seperti kolom Topik dan Summary for topic.

9. Klik “Simpan Halaman”/“Save Page”.

10. (PENTING) Setelah menyimpan halaman/save page, pastikan anda sudah klik kotak merah “Berpartisipasi dalam Wikithon”, agar karyamu terdaftar dalam Wikithon ini.

11. Untuk mengakses atau melihat karya-karya yang sudah diunggah, klik “Lihat Karya” pada halaman Wikithon.

Apabila masih belum jelas dan terkendala, jangan ragu untuk menghubungi narahubung kami:

Narahubung:

085 255 496925 (Wildhan)

Selamat Berkompetisi.

#BASAsulsel #Sakranna Anak Mudayya

Talkshow di Berita Kota Makassar

Talkshow di Radio Smart FM

Rabu 2 Maret 2022 09:59 amronalyw – Berita Kota Makassar

HASIL penelitian menyebutkan bahwa bahasa daerah terancam punah karena sudah jarang digunakan oleh penuturnya. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka pemertahanan bahasa daerah tersebut. Salah satunya melalui program BASAsulsel Wiki.

WILDAN BURHANUDDIN merupakan koordinator program tersebut. Ia melakukan kunjungan ke redaksi Harian Berita Kota Makassar, Selasa (1/3). Bersama empat orang mahasiswa, ia menjelaskan tentang BasaSulsel Wiki. Selanjutnya menjadi narasumber dalam siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar.
Kandidat doktor linguistik di Universitas Hasanuddin (Unhas) ini menjelaskan, BASAsulsel Wiki merupakan salah satu program bentuk kerja sama dengan BASAbali Wiki. Ada pula MIWF (Makassar International Writers Festival) dan Rumata’ Artspace. Program ini dijalankan bersama-sama sejak tahun 2019. Sementara BASAsulsel Wiki berjalan di tahun pertama.
”BASAsulsel Wiki merupakan salah satu platform digital yang menyiapkan fasilitas layanan bagi milenial. Khususnya untuk mengekspresikan ide-ide mereka terhadap isu-isu publik yang sedang terjadi. Yang unik, dalam program ini menggunakan bahasa daerah. Untuk tahun ini menggunakan bahasa Makassar. Lokasinya Makassar dan Gowa. Intinya bagaimana millenial bisa mengekspresikan ide di laman platform yang sudah ada,” terang Wildan.
Awalnya, menurut Wildan, platform yang yang digunakan adalah BASAibu Wiki. Pelaksanaannya berjalan selama tiga kali. Sementara untuk BASAsulsel, menggelar lomba satu kali dalam dua bulan yang diberi nama Wikithon. Di tahun 2021 telah empat kali Wikithon dilaksanakan. Rencananya tahun ini digelar Wikithon ke lima.
Diakui Wildan, selama ini ada banyak pertanyan yang datang dari pemerhati bahasa daerah dan komunitas yang ada. ”Apakah BASAsulsel Wiki ini fokus pada aspak kebahasaan atau kesusastraannya? Untuk saat ini BASAsulsel masih fokus bagaimana bahasa Makassar menjadi media media fasilitas verbal kaum millanial untuk menyalurkan ekspresinya. Misalnya ketika ada lomba bercerita tentang pendidikan, lingkungan, atau isu toleransi beragama, mereka bisa mengekpresikannya dengan bahasa Makassar,” jelasnya.
Ketika Wikithon pertama diselenggarakan, menurut Wildan, banyak peserta lomba yang merasa sedikit asing karena harus menggunakan bahasa Makassar. Namun, Wildan menegaskan bahwa program ini tampil sebagai salah satu langkah agar milenial terkomunikasikan dengan semua aspek.
Lalu kenapa hanya bahasa Makassar? Kenapa tidak dengan bahasa daerah lain di Sulsel, seperti Bugis, Toraja, dan bahasa lainnya?
”Target BASAsulsel awalnya ingin semua bahasa. Membuat Wikithon Makassar, Bugis dan bahasa lainnya. Tetapi setelah melihat kondisi di lapangan masih sangat terbatas. Sehingga diputuskan untuk tahap pertama fokus bahasa Makassar dulu. Tahun kedua kita agendakan bahasa Bugis,” terangnya.
Di platform BASAsulsel Wiki sudah tersedia terjemahan bahasa Makassar. Namun masih dalam bentuk tulisan latin. Ada item ruang komunitas yang diberi nama parrappunganta.
Kata Wildan, target ke depannya konten tersebut akan menggunakan aksara Lontara. Hal tersebut sudah dilakukan di BASAbali Wiki. Bahkan mereka telah membuat kamus digital bahasa Bali.
”Kalau BASAsulsel Wiki masih sementara berjalan. Kamus digital bahasa Makassar akan hadir juga. Kita masih butuh banyak masukan,” imbuhnya.
Diakui Wildan, dari empat wikithon yang dilaksanakan, secara teks masih terbatas. Para peserta mengespresikan masih dalam konteks video. Foto dan caption dengan bahasa Makassar. Perbendaharaan masih sangat minim. Untuk itu ia terus mengundang para milenial mengikuti lomba-lomba yang dilaksanakan.

”Dari pengalaman di lapangan, ada kecenderungan banyak yang mau ikut lomba. Tapi di Makassar ini mereka terhalang dengan bahasa Makassar. Namun substansi dari yang kita laksanakan adalah konteksnya untuk mengajak. Silakan menyampaikan ide dan mengekspresikan menggunakan dialek dan bahasa Makassar. Yang terpenting adalah niat untuk mengekspresikan ide-ide menggunakan bahasa Makassar,” tandasnya.
Dalam lomba yang dilaksanakan selama ini, peserta dari Gowa lebih mendominasi. Alasannya, menurut Wildan, karena di daerah tetangga Makassar itu, bahasa Makassar masih sering digunakan oleh mereka. Guru mereka kerap menggunakannya setiap bertemu dengan murid-murdinya.

”Berbeda dengan Makassar. Ada banyak faktor milenial yang duduk di bangku SMP dan SMA untuk menggunakan bahasa Makassar. Bahkan sangat jarang mereka memakainya. Makassar ini adalah urban city. Semua suku ada. Dan ada satu fakta yang ditemukan di lapangan, milenial Makassar kebanyakan malu-malu mengespresikan sesuatu dengan bahasa Makassar,” ungkap Wildan.
Hal itu tak jauh berbeda ketika di awal BASAibu Wiki hadir. Ketika ada kelas bahasa ibu yang dibuka, pesertanya bukan dari Makassar. Melainkan mahasiswa yang tengah berkuliah di kota ini. Mereka berasal dari Jambi, Sumatra, dan Pekanbaru. Mereka beralasan ikut karena ingin belajar dan tahu bahasa Makassar.
Rencananya, pada 9 Maret mendatang BAAsulsel Wiki akan dilaunching di sekretariat Rumata’. Setelah itu akan dilaksanakan Wikithon 5. Saat ini sedang berjalan survei untuk menentukan topiknya, yaitu pascapandemi apa yang akan dilakukan. Ekspresinya tentu dengan menggunakan bahasa Makassar. (*/rus)

Sumber: https://beritakotamakassar.com/berita/2022/03/02/ajang-ekspresi-milenial-menggunakan-bahasa-makassar/

Rabu 9 Maret 2022 09:00 amronalyw – Berita Kota Makassar

MAKASSAR, BKM– BASAsulsel Wiki bekerja sama BASAbali Wiki menggelar iskusi milenial bertema Sakranna Anak Mudayya, Selasa (8/3). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari setahun kehadiran BASAsulsel Wiki. Diskusi dilaksanakan di Rumata’ Artspace Jalan Gunung Sari, Bontonompo, Makassar.
BASAsulsel Wiki menjadi sarana bagi milenial untuk berpartisipasi dalam isu publik dengan menggunakan bahasa Makassar. Koordinator Program BASAsulsel Wiki Wildhan Burhanuddin, mengatakan sejauh sudah beberapa kali pihaknya melaksanakan kegiatan. Salah satunya menggelar diskusi yang melibatkan kaum milenial terkait penggunaan bahasa Makassar.

“Kami mengajak kaum milenial untuk bergabung melestarikan bahasa kita. Jangan malu menggunakan bahasa daerah kita di tengah gempuran globalisasi. Kita menawarkan kerja sama dalam rangka menyosialisasikan gerakan kebudayaan,” ujar Wildhan di sela-sela diskusi.
Acara ini menghadirkan Ketua Dewan Pembina BASAbali Wiki I Gde Nala Antara dan Direktur Komunikasi BASAbali Wiki Ni Nyoman Clara Listya Dewi. Juga Asiz Nojeng dari Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD), konten creator Makassar Rijal Djamal, serta Selegram Makassar Daeng Konjo.
“Kita berharap milenial bisa menjadi penggerak dalam mengajak sesamanya untuk mampu menyalurkan ide mereka terkait isu publik yang terkait, tapi dalam bahasa Makassar,” ujar Asiz Nojeng dari HPBD Sulsel.
Kepala Dinas Pariwisata Makassar Moh Roem menyampaikan di hadapan peserta diskusi yang didominasi milenial, untuk peduli bahasa dan mau menggunakan bahasa daerah.

“Saya mewakili pemerintah mengajak kita semua peduli terhadap bahasa daerah yang ada di Sulsel. Saya juga menyampaikan kepada BASAbali, selamat pulang kampung karena Kota Makassar bukan hanya milik satu dua orang, tapi miliknya Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya, upaya pemertahanan bahasa daerah harus terus dilakukan. ”Karena kalau gerakan seperti ini tidak dimulai, maka kita bisa lupa, padahal kekayaan budaya dan perlu dilestarikan. Logat kita itu paling mudah diingat, mengajak kita semua budayakan bahasa daerah kita dan kami siap membantu,” tandasnya. (ita)

Sumber: https://beritakotamakassar.com/berita/2022/03/09/basasulsel-wiki-ajak-milenial-lestarikan-bahasa-daerah/

Editor : Paris M Ali
Kamis, 24 Februari 2022

MAKASSAR,UPEKS.co.id–– Rumata-MIWF bekerjasama dengan Basabali menghadirkan platform digital berbasis budaya bernama Basasulsel Wiki. Media yang menjadi bagian dari Basaibu Wiki ini akan menjadi sarana bagi milenial untuk berpartisipasi dalam isu publik dengan menggunakan bahasa Makassar melalui www.basasulselwiki.org.

Wildan Burhanuddin selaku Koordinator Program Basasulsel Wiki mengatakan, sejauh ini Basasulsel Wiki telah menyelenggarakan empat kali lomba video berbahasa Makassar dengan beragam tema seperti pendidikan, lingkungan hingga isu agama.

Wildan mengunjungi Kantor Harian Ujungpandang Ekspres menawarkan kerjasama dalam rangka menyosialisasikan gerakan kebudayaan yang dijalankan oleh Basasulsel Wiki.

“Tim Basasulsel Wiki menawarkan bagaimana kerjasama yang diharap bisa menjadi gerakan dalam mengajak milenial untik mampu menyalurkan ide mereka terkait isu publik yang terkait tapi dalam bahasa Makassar,” ujarnya saat bertandang ke Kantor Harian Ujungpandang Ekspres, Kamis (24/2/2022).

Wildan mengatakan, berbagai lomba yang dijalankan oleh Basasulsel Wiki sebagai strategi sosialisasi platform digital tersebut agar diketahui lebih luas oleh publik khususnya generasi milenial.

Melalui basasulselwiki.org, kaum milenial dapat menumpahkan isi pikirannya terkait isu publik yang sedang digelutinya melalui artikel atau dalam bentuk video.

“Konten tersebut ditulis dan dibahasakan dengam menggunakan bahasa Makassar. Tapi ke depan, kontwn tersebut dapat diterjemahkan agar dapat dibaca luas,” ujarnya.

Diharapkan, kaum milenial dapat lebih terbiasa dan mencintai bahasa daerahnya. Sebab Basasulsel Wiki juga hadir untuk memperkenalkan Bahasa Makassar kepada kaum milenial. “Ke depan, Basasulsel Wiki akan mengakomodasi empat bahasa di Sulsel dalam platform digital tersebut,” ujar Wildan.

Beberapa kegiatan yang bakal digelar oleh tim Basasulsel Wiki antara lain, Pertama, Public Conversation: memberikan pengetahuan dan gagasan kepada milenial tentang salah satu isu publik sebagai informasi awal dan bekal pengetahuan peserta mengikuti lomba Wikithon.

Kedua, Wikithon: Lomba dalam bahasa daerah bagi milenial mengenai tema Wikithon. Berisi pendapat dan masukan serta respons mereka terhadap tema Wikithon yang diunggah ke laman Basasulsel Wiki.

Ketiga, diskusi publik yang melibatkan para pihak dari berbagai unsur masyarakat dan anak muda. Keempat, Training penggunaan platform Basasulsel Wiki.

Kelima, Mendukung penelitian pelestarian bahasa daerah untuk mencari model kegiatan yang dapat melestarikan Bahasa Daerah di seluruh dunia.

Program ini dijalankan dengan kolaborasi dari pakar linguistik, antropologi, pemerintah, seniman, komunitas, pelajar dan masyarakat umum dari dalam dan luar Sulawesi Selatan, yang berkontribusi dan berperan dalam membangun kesadaran untuk melestarikan kembali penggunaan bahasa daerah agar tetap kuat dan berkelanjutan. (jir)

Sumber: https://upeks.co.id/2022/02/basasulsel-wiki-wadah-milenial-tanggapi-isu-publik-menggunakan-bahasa-makassar/

Kolaborasi BASAbali Wiki-BASAsulsel Wiki untuk Pemertahanan Bahasa Lokal
UPAYA mendorong pelestarian bahasa daerah kini massif dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan dunia digital yang kini merambah ke hampir seluruh sendi kehidupan. Sasarannya adalah kalangan milenial, agar mereka bisa berpartisipasi aktif dalam memajukan bahasa lokal di daerahnya masing-masing.

BASAbali Wiki dan BASAsulsel Wiki membangun sebuah kolaborasi untuk program pemertahanan bahasa daerah. Program yang mereka laksanakan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi kaum milenial terhadap isu-isu publik, tentunya dengan menggunakan bahasa daerah.
Ketua Dewan Pembinan Yayasan BASAbali Wiki I Gde Nala Antara, bersama Director of Communication BASAbali Wiki Ni Nyoman Clara Listya Dewi menjelaskan bentuk kerja sama tersebut ketika menjadi tamu pada siniar (podcast) untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, Selasa (8/3). Ia didampingi Wildhan Burhanuddin dari BASAsulsel Wiki.
Dijelaskan Nara, BASAbali merupakan komunitas berbasis digital. Kehadirannya didasari oleh bahasa Bali yang merasa terancam karena dijepit oleh bahasa nasional dengan bahasa asing oleh para wisatawan yang berkunjung. ”Bagaimana agar bahasa Bali bisa hidup di tengah-tengah kehadiran bahasa tersebut? Untuk itulah kita kembangkan bahasa Bali dalam dunia digital dengan platform BASAbali Wiki,” ujarnya.

Dosen Universitas Udayana, Bali ini menyebut, BASAbali Wiki hadir di tahun 2011. Jauh sebelum pandemi ada, mereka sudah memanfaatkan dunia digital secara efektif. Pihaknya bahkan sempat mambahasa-Bali-kan halaman depan Google. Namun hal itu tidak bertahan lama, karena kurang yang memakainya, sehingga perlahan hilang.
”Setelah itu kami kemudian membuat kamus dan sub-sub bagian lain yang berkaitan dengan bahasa dan budaya Bali. Tiga tahun terakhi kami berusaha sedapat mungkin melibatkan generasi milenial untuk mengelola, membangkitkan minat mereka menghadirkan sumbangan ide. Termasuk solusi pemecahan masalah yang ada di daerahnya. Peran mereka sangat diharapkan untuk memajukan daerahnya berbasis bahasa daerah. Caranya, apapun yang dilakukan selalu menggunakan berbahasa daerah,” terang Nara yang dulunya adalah founder BASAbali Wiki bersama rekannya yang orang asing.
Clara, seorang milenial yang ditanya tentang motivasinya bergabung di BASAbali Wiki, mengatakan dirinya merasa bertanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan dan bahasa di mana dirinya lahir dan besar, yakni Bali.
”Kenapa tidak mulai dari diri saya sendiri untuk kemudian berkontribusi ke hal-hal yang sederhana. Lewat plaform digital yang beriringan dengan kemajuan teknologi di era sekarang,” tuturnya.
Selain itu, ia juga pernah mengikuti event Data Bahasa. Ia bergabung dengan BASAbali Wiki di tahun 2017 sebagai relawan. Clara ketika itu memasukkan daftar nama obat-obatan tradisional Bali. Selanjutnya diajak terlibat dalam pengembangan program hingga sekarang.

”Di kalangan milenial kami peduli pada upaya pelestarian bahasa dan budaya daerah. Tapi masih ada rasa malu dan tidak tahu cara mengungkapkannya. Karena itu kami sangat terbantu dengan media sosial dan platform BASAbali Wiki. Karena di situ kita bisa mengekspresikan kecintaan terhadap bahasa daerah maupun budaya,” kelasnya.
Ia menyebut, di media sosial saat ini ada bagitu banyak anak muda Bali yang menggunakan bahasa daerahnya. Hal itu dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendekatkan mereka dengan bahasa lokal di dunia digital.
”Milenial Bali tidak apatis dengan bahasa daerahnya. Bahkan di BASAbali Wiki, kontributor terbesar justru kalangan milenial. Ada yang kuliah, pelajar SMA dan SMP,” ungkap Clara.
Guna menggaet kalangan milenial untuk mengambil peran dalam pemajuan bahasa daerah, Nara mengaku gencar melakukan sosialisasi, baik di media cetak, elektronik maupun online. Selain itu, juga memberikan edukasi bahwa bahasa daerah itu penting untuk mengungkapkan budaya daerah.
”Membangkitkan rasa bangga mereka bahwa ini milik kita. Siapa lagi kalau bukan kita. Awalnya mengajak yang peduli dulu, seperti mahasiswa dari prodi bahasa. Selanjutnya pelajar SMA yang peduli dan suka berkarya dengan bahasa daerahnya,” imbuhnya.

Adapun program lain yang dilaksanakan adalah lomba,-lomba karena bisa menarik dan menjadi tantangan mereka. Seperti memasukkan banyak kosakata ke dalam platform BASAbali Wiki. Mereka yang menjadi kontributor dan mengisi banyak kosakata diberikan penghargaan.
Clara menambahkan, pihaknya juga pengembangan perpustakaan virtual. Hal ini untuk mendorong masyarakat agar tertarik masuk ke BASAbali Wiki.
”Awalnya kami buat platform dengan dua program utama, yaitu kamus tiga bahasa, Inggris, Indonesia dan Bali, serta perpustakaan virtual. Idenya membuat perpustakaan nyata di dunia virtual. Kalau di perpustakaan biasa ada rak-raknya, kita juga buat di perpustakaan virtual. Ada juga disediakan rak untuk tempat-tempat bersejarah. Ketika ingin mencari pura tertua Bali, bisa masuk di sini. Bagusnya, siapaun bisa menambahkan di dalamnya. Ada banyak orang ingin memperkenalkan apa yang ada di daerahnya kemudian memasukkannya. Tentu juga kita akan seleksi,” tandasnya.
Program lain yang dilaksanakan, di tahun 2018 telah digelar Wikiton (Wiki Maraton) pertama. Peserta diajak memasukkan kosaka bahasa Bali ke dalam platform dengan jangka waktu 24 jam.
”Waktu itu ada lebih 3.000-an kosakata dan kalimat baru dalam bahasa Bali yang dimasukkan. Pesertanya adalah kalangan milenial. Karena efektivitasnya, kami melaksanakan Wikiton partisipasi publik di tahun 2020-2023,” jelasnya.

Karena keinginan untuk lebih memperlebar pelaksanaan program, BASAbali Wiki kemudian menginisiasi pengembangan ke luar. Sulawesi Selatan, khususnya Makassar menjadi daerah pertama yang dipilih di luar Bali.
”BASAbali Wiki dianggap sudah berhasil untuk tujuan awalnya memajukan dan menguatkan bahasa lokal, maka diinisiasi pengembangan ke luar Bali. Kenapa Makassar yang dipilih, sementara masih banyak bahasa lokal di daerah lain? Karena kami tahu permasalahan bahasa daerah di Sulsel cukup rumit,” jelas Nala lagi.
Di Bali, lanjut Nala, permasalahan yang ada masih lebih gampang, karena hanya ada satu bahasa lokalnya. Namun ancamannya terlalu besar dibanding Sulsel. Karena merupakan pusat pariwisata di Indonesia. Warga asing dan masyarakat Bali yang milenial enggan menggunakannya.
”Dilihat dari perkembangan bahasa daerah, banyak yang sudah tidak ada lagi penuturnya, khususnya di Maluku dan Irian. Di Sulsel masih cukup bagus dan Nusa Tenggara. Kita cari yang tidak jauh dulu. Projectnya untuk tiga tahun ke depan kita berkolaborasi BASAsulsel Wiki,” ujarnya. (*/rus)

Sumber: https://beritakotamakassar.com/berita/2022/03/10/berawal-kekhawatiran-punahnya-bahasa-daerah/

Apresiasi kami atas antusiasme teman-teman milenial di Makassar dan Gowa mengikuti Wikithon #2 dengan tema “Kemerdekaan”. Saat ini, lebih dari 490 karya telah kami terima untuk kemudian ada 160 karya yang masuk ke nominasi tahap penjurian berikutnya. Apakah nama Anda termasuk dalam salah satu nominasi? Silakan berikut ini:

Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua setelah Tiongkok. Ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan. Plastik yang berakhir sebagai sampah akan hancur tapi tidak dapat terurai, apalagi bila tidak dikelola.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penting melibatkan generasi millenial untuk berani mengemukakan ide dan pendapatnya tentang bagaimana langkah yang tepat untuk memecahkan permasalahan lingkungan dan mampu meneruskannya ke para pembuat kebijakan.

BASAbali Wiki, bekerja sama dengan Rumata’ Artspace-Makassar International Writers Festival di Makassar, Pulau Plastik, serta didukung oleh Unilever Indonesia dan Fondation Botnar, menyelenggarakan Wikithon #3 (kompetisi digital maraton) untuk mendorong generasi milenial untuk merancang, menerapkan, dan mengukur dampak pengurangan dan pengelolaan sampah di tingkatan rumah tangga, sekolah atau komunitas mereka.

Kompetisi Wikithon #3 diselenggarakan langsung melalui BASAibu Wiki, sebuah platform digital yang dikembangkan oleh komunitas. Ini adalah Wikithon ketiga dari rangkaian yang diadakan BASAbali Wiki dan Rumata’ Artspace-Makassar International Writers Festival yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam isu-isu sipil.

Mengawali Wikithon, pada 4 September lalu telah dilaksanakan workshop Workshop Wikithon #3 “Mengolah Sampah – Konsisten Mengelola Sampah, Konsisten Menjaga Kesehatan Diri dan Alam.” dengan narasumber Robi Navicula, seorang musisi dan aktivis lingkungan.

Lokakarya dibuka oleh Bapak Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali dan acara ini terbuka untuk umum. Kompetisi Wikithon #3 akan digelar pada tanggal 4—27 September 2021 di Bali dan kompetisi serupa dilakukan di Makassar dil awal Oktober mendatang.

Kompetisi ini terbuka untuk umum dan masyarakat dapat berkomentar secara langsung dengan memberikan suara pada entri orang lain. Kompetisi akan dinilai oleh para dewan jur.

Tema Kegiatan
Kegiatan ini bertemakan

Bentuk Kegiatan
Acara dikemas dalam bentuk workshop. Pembicara akan membagikan materi mengenai cara membuat action plan pengolahan sampah dan peserta nantinya akan dibagi ke dalam breakout rooms untuk saling berdiskusi soal rencana implementasi pengelolaan sampah.
Kegiatan ini akan hadir dengan konsep berupa workshop yang dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom dengan kapasitas maksimal 300 peserta. Pada pelaksanaan kegiatan, narasumber berdiskusi dengan para peserta terkait waste management. Selanjutnya para peserta diajak untuk merancang action plan secara langsung pada sesi yang telah disiapkan. Action plan ini nantinya akan diunggah di laman basaibuwiki.org pada rak perpustakaan virtual: Environmental Initiatives.

TARGET KEGIATAN

Beberapa target umum yang akan dibahas dalam mini workshop ini, diantaranya:
1. Pembicara diharapkan mampu memberikan gambaran umum tentang waste management dan urgensinya.
2. Pembicara diharapkan mampu menjelaskan cara membuat action plan pengelolaan sampah dan cara untuk mengimplementasikannya.
3. Pembicara diharapkan mampu menjelaskan keterkaitan pengolahan sampah padat (waste management) dengan budaya Bali.

Adapun secara khusus, target dalam public conversation ini adalah:
Berdasarkan sudut pandang pembicara sebagai praktisi, diharapkan mampu memberikan pandangannya secara spesifik mengenai pengolahan limbah (waste management) dan cara membuat action plan.

Peserta
Bali dan Makassar (SMP;SMA;Umum)

Tonton ulang worksgopnya melalui tautan berikut:

Kelas Bahasa Daerah Makassar dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Agustus 2021. Kelas ini menjadi rangkaian kegiatan program BASAIbu. Sejak di mulainya Program BASAIbu yang bekerja sama dengan BASABali pada bulan Maret 2021. BASAIbu telah melakukan banyak kegiatan yang secara langsung melibatkan para kaum milenial. Sahabat Komunitas BASAIbu menjadi satu rangkaian media kelas belajar kaum milenial yaitu dengan bersama-sama terlibat langsung dalam pemertahanan Bahasa Daerah Makassar. Selain itu, bukan hanya kelas Bahasa Makassar tetapi kelas-kelas kreatif seperti halnya kelas desian caption, video kreasi, dan masih banyak lagi. Sebenarnya ada banyak komunitas di Makassar yang juga fokus pada pemertahanan Bahasa Makassar dalam bentuk sastra Makassar, Kelong-kelong Makassar, dan lain-lain.

BASAIbu hadir dengan konsep yang unik, yaitu dengan menjadikan bahasa Makassar sebagai alat untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi milenial terhadap kemajuan kota dan daerahnya melalui platfrom basaibuwiki.org. Kegiatan Lomba Wikithon yang dilaksanakan sekali dalam dua bulan.

Pelaksanaan kelas-kelas rutin untuk memberikan edukasi, pembelajaran dan penguatan kapasitas milenial untuk lebih percaya diri menyuarakan aspirasinya terhadap isu-isu sipil, aktif berpartisipasi dengan cara-cara kreatif yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat kelak.

Dalam kelas Bahasa Makassar ini, dilaksanakan pada sekali dalam sepekan. Pada pertemuan pertama ini, fasilitator menyampaikan sejarah Aksara Lontara, yaitu bahwa Menurut sejarah, huruf Lontara  pertama kali dibuat pada abad 14 silam oleh Daeng Pammate. Daeng Pamatte merupakan seorang putra Gowa kelahiran Lakiung yang hidup pada masa pemerintahan Karaeng Tumapa’risi Kallona, Raja Gowa ke-9. Semula huruf Lontarak yang dibuat oleh Daeng Pamatte bernama Lontara Toa atau Lontara Jangang-jangang, pemberian nama itu berdasarkan bentuk huruf lontara yang menyerupai burung (jangang-jangang). Jumlahnya 18 buah huruf.

Seorang Sahabat BASAIbu mengungkapkan bahwa kelas ini sangat menarik, karena kita selaku milenial sudah sangat jarang sekali menuturkan bahasa Makassar di aktifitas keseharian-harian kita terkhusus di Kota Makassar”Tutur, Daeng Pole”. Semangata menggunakan Bahasa Makassar harus terus kita pertahankan dan juga dilestarikan.